Belajar menghargai perbedaan pendapat dari pak Fahri Hamzah - Tempuhtamah.com

Tempuhtamah.com

"Penambah wawasan, penelaah pandangan, menjejar opini"

f

Breaking

Post Top Ad

Tuesday, March 19, 2019

Belajar menghargai perbedaan pendapat dari pak Fahri Hamzah



Kali ini tidak muluk-muluk tentang apa yang menjadi sorotan utama dalam menganalisa sesuatu yang familar di telinga, hanya anggap saja ini adalah panggilan rasa kepedulian terhadap sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan mengakar lebih dalam. ini juga merupakan bentuk lain dari rasa peduli itu sendiri, dimana yang awalnya tidak begitu peduli dengan keadaan ataupun area itu lalu datang sebuah pemikiran yang mudah-mudahan tidak begitu terlambat tentang ingin berbagi terkait persepsi yang memudahkan kita ketika berbeda dalam sebuah pandangan dan pendapat. Juga diharapkan ini juga bisa memberikan gambaran kecil bagaimana cara kita menerima perbedaan dalam berpendapat bisa lebih terasa indah dengan adanya ketidak baperan yang terlalu membuat kita lebih sering mengerutkan dahi.

Dalam kehidupan kita yang sehari-hari menjalani aktivitas, sebagian besar akhir-akhir ini ada yang lain dengan hubungan interaksi dengan sesama. Hal itu dipicu oleh datangnya keinginan dan arogansi dalam perbedaan pendapat, yang dalam keadaan apapun upaya yang dapat dilakukan dalam perbedaan itu kadang sangat minim untuk mendapatkan ruang keharmonisan kebebasan karena kurangnya pengetahuan. Tentang bagaimana harusnya kita ketika berbeda dalam berpendapat, tentang tindakan apa yang selayaknya ada ketika raut wajah menangkis senyum, yang membuat semua berbeda ketika perbedaan itu ada.

Terkhusus untuk tahun ini dimana pembahasan Politik menjadi hangat, dari yang tidak begitu peduli politik dan yang awam politik, menjadi agak agresif jika arah narasi dan bicara mengarah pada politik. Selain hal itu di dominasi oleh 2019 Tahun yang penuh dengan Politik, ada hal yang seharusnya kita didahulukan untuk menjadi sandaran ketika terjadi gejolak ataupun terjadi banyaknya perbedaan pendapat terkait politik. Karena akan cukup aneh dan mungkin juga wajar jika ada yang sampai ada yang tidak saling menyapa karena adanya perbedaan itu. seharusnya jika kita sedikit saja bisa lebih bijak, maka semua terasa akan baik-baik saja, tapi tetap saja, kembali kepada pribadi masing-masing dalam menangani hal ini. Keadaan itu seolah tidak bisa kita bendung, karena memang setiap hal apapun di dunia ini selalu saja ditemui banyak perbedaan. Sangat miris ketika kita melihat keadaan dalam perbedaan dengan adanya berita yang beredar sampai ada yang tidak saling menyapa antar tetangga, bahkan bercerainya suami-istri karena berbeda pandangan Politik, ini sangat disayangkan sekali. ya begitulah keadaannya. 

Kita sangat bisa bebas berpendapat apapun selama itu tidak merugikan orang lain. Bahkan kebebasan itu telah di atur dalam UUD 1945 pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. ditambah dengan beberapa Pasal 19 dan 20 yang menjamin Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia PBB.
Pasal  Pasal 19 tersebut berbunyi 

“Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hal ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat – pendapat dengan tidak mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan keterangan – keterangan dan pendapat – pendapat dengan cara apapun juga dan tidak memandang batas – batas”.

lalu 

Pasal 20

Ayat  1: “Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berpendapat.”

Ayat 2: “Tidak ada seorang juga pun dapat dipaksa memasuki salah satu perkumpulan.”

Aturan yang tersebut diatas merupakan sebuah referensi yang jelas bisa kita jadikan acuan yang mumpuni dalam menghadapi perbedaan perpendapat.Saat perkembangan Teknologi zaman ini begitu banyak menawarkan media yang bebas memerikan ruang dalam mengutarakan pendapat, lalu karena kebebasan yang luas itu muncul batasan-batasan yang seringkali Sosial Media menjadi ajang mengutarakan kejengkelan yang berujung di jeruji besi karena pelanggaran Ujaran Kebencian. Zaman yang semakin sensitif ini bisa membuat orang terpenjara lantaran hanya membuat komentar pedas dan mungkin dianggap sebuah kebencian, padahal tidak. 

Tapi soal Ujaran Kebencian di Sosial Media itu tidak berlaku untuk Wakil DPR-RI kita yang satu ini. Sayang Sekali Tahun depan beliau tidak menjabat DPR-RI lagi, lantaran akan Pensiun, tapi tetap bergerak dalam Kumunitas GARBI nya (Gerakan Arah Baru Indonesia). Ia adalah pak Fahri Hamzah. Beliau adalah tokoh politik yang sangat cerdas membaca arah indonesia. Berbagai macam Kritikan, bahkan kebencian tidak dipermasalahkan jika ada yang membencinya. Bahkan lagi di Sosial Media, Akun Twittrernya tertulis

"akun dipegang sendiri. boleh kritik&maki2 kalau sebel. tapi jangan pornografi aku bloktwitter untuk silaturahim"


Akun Twitter Fahri Hamzah

Ini menunjukkan bahwa kebebasan itu kadang membuat kita terbatasi oleh hal-hal yang mungkin konyol. tidak boleh itu tidak ini. Apalagi jika urusannya sudah mengarah ke Politik, di goreng kesana kemari "gak mari-mari".hehe. 

Ya mudah-mudahan kita lebih bijak dalam berbeda pendapat atau pandangan. Kita jadikan perbedaan itu sebagai bahan berbagi agar selalu dalam pikiran yang maju dan memajukan. 

Semoga juga apa yang kami uraikan ini bermanfaat. Jika ada yang salah dalam penyebutan dan keliru mengartikan, kami mohon maaf, dan kami akan terima saran dan kritikannya. 

sekian.
  

No comments:

Post a Comment