(sumber:https://lektur.id/wp-content/uploads/2020/04/otak-kosong.jpg)
Kita berada dalam situasi dimana semakin banyak bicara dan ngoceh adalah sebuah kesuksesan dalam berargumentasi dari pada lebih memkirkan bagaimana berkualitas dalam berbicara. karena kalau sudah berakualitas sudah pasti berpikir. Tidak harus diam juga dan tidak harus terus menampakkan muka di khalayak umum. sebagian dari kita kadang untuk muncul ke permukaan membutuhkan mental yang lebih akurat dalam berpikir, agar tindakan dapat memungkinkan kita untuk benar lalu dibenarkan. Hal ini selalu berkaitan dengan pola pikir kita yang masih tertuju pada siapa yang berbicara bukan apa yang dibicarakan. kita seolah terpaku pada dinding besar yang kadang-kadang bertuliskan sampah lalu mengabaikan dinding kecil namun berfaedah.
Ada kelompok-kelompok yang merasa dirinya intektual, dan apapun yang mereka katakan seolah selalu menjadi dianggap penting, dan seakan-akan menjadi sorotan utama di dunia maya. sementara kita tahu orang-orang ini otaknya kosong.
Banyak
hal yang harus dipelajari untuk mengemas informasi. Sering kita mendapati
orang-orang yang tidak begitu cerdas sekilas, tapi bisa menjaga kapasitas
pikirannya ketika bicara. juga sebaliknya, ada yang hanya berkoar-koar lantaran
menganggap dirinya dikelilingi koneksi yang elit hingga rasa-rasanya apapun
yang ia lakukan menjadi sesuatu yang layak padahal kita sama-sama tahu itu baik atau buruk secara
akal sehat.
Ketika mengarah pada akal sehat maka yang terbesit dibenak saya adalah apakah akal kita selama ini kurang sehat?. jawabannya hanya penyesuaian waktu yang tahu, bagaimana ia bisa berpikrir seperti layaknya fungsi pikiran.
Mungkin terlalu dalam membahas akal sehat, karena itu bukan area yang akan kita sentuh kali ini. Hanya saja terbesit sebuah ingatan tajam dari seorang yang amat mendalami ilmu tersebut (filsafat) pernah mengatakan bahwa "Ijazah hanya tanda orang pernah sekolah, bukan sebagai tanda pernah berpikir" - (Rocky Gerung 2019).
Ketika mengarah pada akal sehat maka yang terbesit dibenak saya adalah apakah akal kita selama ini kurang sehat?. jawabannya hanya penyesuaian waktu yang tahu, bagaimana ia bisa berpikrir seperti layaknya fungsi pikiran.
Mungkin terlalu dalam membahas akal sehat, karena itu bukan area yang akan kita sentuh kali ini. Hanya saja terbesit sebuah ingatan tajam dari seorang yang amat mendalami ilmu tersebut (filsafat) pernah mengatakan bahwa "Ijazah hanya tanda orang pernah sekolah, bukan sebagai tanda pernah berpikir" - (Rocky Gerung 2019).
No comments:
Post a Comment