Politik itu sangat dekat dengan urusan
Birokrasi (Tata Kelola Sebuah Bangsa) yang kadang di tafsirkan salah oleh
sebagian kita mungkin. tidak cukup berani untuk mengatakan politik itu kejam
namun yang namanya perjuangan akan selalu membutuhkan kalah dan menang. di
politik orang bebas menyarankan pilihan berupa pendapat atau gagasan. terlibat
atau tidak tidak terlibat, kita harus masuk dalam ranah yang dianggap tidak
serius menangani masalah-masalah yang terjadi. seperti zaman ini yang mulai
bermunculan politikus-politikus muda yang ikut meramaikan kursi pemerintah.
selama ini mungkin kaum muda tidak terlalu diperhitungkan dalam urusan politik,
maksudnya jika ada kalangan yang ingin meramaikan suasana (bukan berarti selama
ini tidak ramai), maka akan bermuculan persepsi bahwa anak muda itu tahu apa
sih soal politik?.
untuk menjawab ini tentu memang dengan pembuktian yang nyata, ini
kita sepakat. lalu kemudian adanya sebuah pengalihan pendapat tentang kebebasan
berpendapat mulai dibatasi maka hal yang seharusnya menjadi topik utama menjadi
ditinggalkan dengan pembahasan lain yang memang mungkin sudah diatur ritme
permainannya.
Banyak kasus yang sudah terjadi di negeri ini dengan hal-hal yang sifatnya
mengkritisi terhadap pemerintah yang terkesan anti terhadap kritikan. lalu yang
menjadi masalah juga berasal dari tingkat potensi emosional yang datang silih
berganti. bangsa ini seolah menjadi bangsa yang sensitif dengan segala
aturanya. walaupun memang ada hal-hal yang sudah tetap tidak bisa di tolelir dengan apapun jika
sudah di usik, seperti agama misalnya, maka akan teramat bahaya jika ranah itu di ganggu-ganggu.
kebebasan berpendapat di negeri ini mungkin cukup rancu mengartikan mana teman mana kubu, mana maksud sebenarnya dan yang mana arti sesungguhnya. kita semacam tersesat oleh perdebatan-perdebatan yang harusnya berkelas menjadi keterangan yang selalu berlawan arah tingkat ekstrim. yang ini bicara tidak yang disana bicara iya. ini tentang pola pikir yang terus saja mempunyai niat yang satu ingin merusak dan satunya lagi memperbaiki. sudah jelas kita bisa melihat dan mendengar siapa yang memperbaiki dan siapa yang merusak. tapi kita seolah-olah dibuat tidak bisa membaca itu semua. cara-cara inilah yang menjadi acuan pandangan yang nampaknya makin hari makin membengkak.
Kita mungkin mulai muak dengan semua ini. tapi yang namanya perjuangan hal yang harus dilakukan memang harus tetap bergerak agar bisa berjalan.
mudah-mudahan kita berada dalam wajah yang punya akal sehat. bisa memberi pendapat dengan leluasa. bisa berbicara penuh makna tanpa di mata-mata.
kita ingin kebebasan itu.
semoga kita lebih bijak menerima yang datang. baik itu datang dengan pendapat menjanjikan maupun yang akan menanam perjanjian.
itu saja..
sekian.
No comments:
Post a Comment